FAKTA BALI – Abses gigi merupakan benjolan dalam mulut yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang menghasilkan nanah di sekitar akar gigi atau antara gigi dan gusi. Infeksi bakteri yang menyebabkan abses gigi biasanya terjadi pada individu dengan kondisi gigi dan kesehatan mulut yang buruk. Penimbunan nanah di dalam benjolan dapat mengakibatkan nyeri yang semakin parah.
Dokter gigi M Fiqri Pratama dari RSUD SSMA menjelaskan pentingnya memahami abses gigi kepada 25 pasien dan pengunjung di UPT RSUD SSMA Kota Pontianak, Selasa (11/6).
“Abses gigi muncul karena pertumbuhan bakteri di rongga mulut. Bakteri dapat masuk ke dalam melalui lubang gigi dan menyebabkan pembengkakan serta peradangan di ujung akar gigi. Iritasi jaringan saat perawatan saluran akar dan cedera pada gigi juga bisa menjadi penyebabnya,” jelasnya.
Umumnya, penderita abses gigi akan mengalami gejala seperti nyeri tiba-tiba pada gigi atau gusi yang semakin parah disertai demam, pembengkakan gusi, kesulitan saat mengunyah, bau mulut, sesak napas, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Menurutnya, sangat penting bagi penderita abses gigi untuk segera berkonsultasi dengan dokter gigi begitu gejala muncul guna mencegah kondisi bertambah parah.
“Dokter akan memberikan pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi abses gigi, mulai dari pemberian antibiotik, perawatan saluran akar, hingga tindakan sayatan kecil pada benjolan untuk mengeluarkan nanah. Pencabutan gigi juga mungkin diperlukan dalam beberapa kasus,” tambahnya.
Fiqri menekankan pentingnya mencegah abses gigi dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut, yaitu dengan menyikat gigi dua kali sehari dengan benar setelah makan dan sebelum tidur, membersihkan sela gigi dengan benang gigi, serta mengatur pola makan (mengurangi konsumsi minuman bersoda yang mengandung gula dan asam), berhenti merokok.
“Serta rutin memeriksakan gigi setiap enam bulan atau segera mengunjungi dokter bila ada keluhan pada gigi,” pungkasnya. (rfk/*pkrs-humas/rsudssma).