Kalbar  

Lansia Penderita Diabetes di Pontianak Diberi Edukasi Kenali Latihan Fisik

FAKTA BALI – Seiring bertambahnya usia, kesehatan fisik semakin menjadi prioritas utama, terutama bagi lansia yang menderita diabetes. Sangat disarankan bagi mereka untuk menjaga kesehatan fisik, salah satunya dengan melakukan olahraga secara teratur.

Namun, lansia sering dihadapkan pada tantangan tersendiri dalam menjalani aktivitas fisik maupun olahraga. Oleh karenanya, penting bagi lansia untuk mempertimbangkan kemampuan fisik dan kondisi kesehatan mereka sebelum memilih jenis olahraga yang sesuai.

“Adalah penting bagi lansia penderita diabetes untuk mengenal berbagai jenis olahraga yang cocok bagi mereka, seperti latihan aerobik atau kardiovaskular, latihan kekuatan, dan latihan fleksibilitas,” ungkap Ns Istafiyana Rahayu SKep saat memberikan edukasi tentang Mengenali Latihan Fisik bagi Lansia Penderita Diabetes kepada 10 anggota komunitas diabetes di UPT RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Jumat (14/6).

Perawat Istafiyana menjelaskan bahwa latihan fisik pada lansia, terutama yang menderita diabetes, harus memprioritaskan faktor kenyamanan dan keselamatan untuk mencegah risiko cedera.

“Jenis latihan aerobik yang cocok bagi lansia penderita diabetes antara lain jalan kaki, naik turun tangga, berenang, bersepeda, dan menari atau senam. Latihan ini bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan jantung, sirkulasi darah, dan mengatur kadar gula dalam darah,” tambahnya.

Istafiyana menyarankan untuk melibatkan latihan kekuatan guna membantu membangun kekuatan otot, meningkatkan kepadatan tulang, dan metabolisme agar dapat mencegah kesulitan seperti penurunan massa otot. Contoh latihan kekuatan tanpa alat termasuk squat, lunge, push-up, dan wall sit.

Selain itu, latihan resistensi juga bisa dilakukan oleh lansia dengan menggunakan alat bantu seperti dumbbell, hand grip, contohnya bicep curl, shoulder press, dan leg extension. Latihan ini sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan untuk mengurangi risiko cedera, dimulai dengan 6 repetisi per 2-3 set, dan ditingkatkan secara bertahap.

“Latihan fleksibilitas atau peregangan juga dapat menjadi pilihan bagi lansia penderita diabetes, seperti peregangan dan yoga,” jelas Istafiyana dalam sesi edukasi.

Dia menegaskan pentingnya melakukan pemanasan sebelum latihan fisik, serta memeriksa denyut jantung atau menghitung denyut jantung maksimal, beristirahat di setiap sesi latihan untuk menghindari kelelahan berlebihan, dan melaksanakan pendinginan setelah sesi latihan utama.

“Menjadi aktif secara fisik sangat penting bagi lansia penderita diabetes untuk mengatur gula darah dengan baik dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan,” tutupnya. (rfk/*pkrs-humas/rsudssma).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *